Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Thursday 17 October 2013

Review Acara Seserahan

Gara-gara jelang kewongan kemarin suka banget blogwalking cari referensi ke blog-blog khusus pernikahan, gue jadi pengen (ikut-ikutan) review nikahan gue juga. Basi nggak, ya? Secara acaranya udah lewat sekitar 4 bulanan. Hehe. Anggep aja nggak apa-apa deh, ya! Itung-itung entri ini bisa nambahin postingan blog yang nggak seberapa ini! Jiakakak!! *alasan bodoh*

Jadi mari kita mulai dengan acara Seserahan. Dalam adat Jawa, penyerahan barang-barang seserahan biasanya dilakukan di Malam Midodareni. Sebelum Midodareni, sorenya lebih dulu diadakan Siraman dan segala rentetan adat lainnya. Untuk menyelenggarakan acara adat yang udah gue sebutin tadi, pastinya ada hal-hal yang kudu disiapin. Pertama, dana. Acara adat lengkap membutuhkan dana yang nggak sedikit. Misalnya aja untuk segala sarana adatnya, dekorasi, tata rias dan busana, catering, bla bla bla. Kedua, waktu dan fisik. Di Malam Midodareni, katanya si Calon Pengantin Wanita (CPW) dilarang tidur sebelum jam 12 malem. What the...?! Udah capek ngikutin ritual adat seharian, mau tidur aja pake aturan segala! Padahal besoknya gue kudu bangun pagi buta untuk di make up terus lanjut akad nikah. Aissh... a big no no lah pastinya! Ketiga, rempong setengah hidup. Titik, nggak pake koma.

So, dengan pertimbangan hal-hal tersebut, gue minta ortu untuk meniadakan Siraman dan Midodareni. Syukurnya ortu setuju. Tapi sebagai gantinya, ortu bilang tetap harus diadakan pra acara H-1 sebelum akad dan resepsi, yang di mana acara itu merupakan acara Seserahan atau dalam adat Jogja disebut Asok Srono (bener nggak sih tulisannya? :p ), hanya aja dibuat sesimpel mungkin. Hal ini dilakukan karena mengingat besoknya akad gue dapet jatah jam 7 pagi, sementara Asok Srono itu nantinya bukan cuma sekedar acara penyerahan barang-barang seserahan, tapi juga ada poin acara lainnya. Dan bokap menjelaskan kalau rentetan acara begini nggak mungkin dilakukan jelang akad. Yowes, selama nggak rempong banget, gue manut aja sama ortu. :p

Maka diputuskanlah kalau bakal diadakan acara Seserahan atau Asok Srono pada hari Sabtu, 22 Juni 2013 di rumah ortu gue. Acara dimulai jam 2 siang dan selesai sekitar jam 4 sore. Acaranya simpel dan sederhana banget. Nggak pake ritual adat macem-macem. Cuma sambutan, lanjut acara inti, makan-makan, doa, dan selesai. Undangannya cuma terdiri dari keluarga kedua belah pihak, sahabat, dan beberapa orang tetangga aja.

Inilah inti acara Seserahan gue itu:

1. Penyerahan 13 kotak seserahan
Penyerahan ini dilakukan secara simbolis dari perwakilan pihak keluarga pipi ke perwakilan pihak keluarga gue. Mengikuti adat Jawa, seserahan gue berjumlah ganjil. Dan kenapa harus 13 biji? Itu sih biar nyamain dengan tahun merit aja. Hehe. Detailnya soal isi dan hias seserahan gue (fyi, kecuali makanan, semua seserahan gue sendiri lho yang hias! *bangga jengkang* ), bisa dicek di Seserahan Chapter 1 dan Seserahan Chapter 2.


2. Penyerahan 5 kotak angsulan
Nggak semua adat pake angsulan. Tapi keluarga gue yang adat Jawanya masih kentel, angsulan hukumnya wajib ada, sama kayak seserahan. Maknanya sih kurang lebih sebagai 'ucapan terima kasih' kepada pihak keluarga pipi. Masih menurut ada Jawa, angsulan untuk pipi jumlahnya juga ganjil, asalkan nggak boleh lebih banyak dari jumlah seserahan. Sebelumnya gue udah panjang lebar bahas angsulan ini di Angsulan Chapter 1 dan Angsulan Chapter 2. Eh, untuk angsulan, gue juga yang hias, cing! :3


3. 'Penyerahan' Calon Mempelai Pria (CPP) 
Setelah acara serah-serahan barang selesai, dilanjut dengan 'menyerahkan' pipi dari pihak keluarganya untuk dititipkan atau ikut pihak keluarga gue untuk semalaman. Dalam adat Jawa, hal kayak gini disebut Ngenger, yang merupakan tradisi turun-temurun yang katanya udah ada dari zaman dulu di kalangan masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta. Tradisi ini bermakna ikutnya seseorang dalam suatu keluarga/tempat dengan tujuan tertentu. Karena dalam tradisi Jawa biasanya acara pernikahan dilakukan di rumah CPW, maka yang di-ngenger-kan adalah CPP-nya. Tapi jangan salah. Pada saat Ngenger, masing-masing capeng dilarang untuk saling bertemu atau istilahnya dipingit. Jadi biasanya CPP akan tidur di rumah tetangga atau saudara CPW dan baru dipertemukan kembali saat akad nikah esok harinya. Nggak semua orang Jawa pake tradisi Ngenger. Tapi mengingat jadwal akad gue yang pagi banget, akhirnya Ngenger kudu dilakukan biar pipi hadir tepat waktu, nggak terjadi hal-hal yang nggak diinginkan, dan akad di hari Minggunya bisa berjalan lancar. Gue sih nggak paham banget soal ini ya, permisa... jadi mohon kalau ada yang salah, harap dipermaklumkan! :p

Saat 'penyerahan' pipi dilakukan

Beberapa hal unik saat acara Seserahan gue:
  • Pertama, bertepatan di tanggal 22 Juni itu, bokap gue ultah, dong! So, gue seneng banget bisa kasih 'kado' spesial buat bokap gue sekaligus pastinya 'kado' yang berharga banget dan nggak terlupakan di hidup beliau. :-)
  • Kedua, dulu sebelum bokap dan nyokap merit, diadakan juga acara yang sama semacam ini 1 hari sebelum hari H, tepat di hari Sabtu juga. Jadi mungkin acara Seserahan gue kemarin mengenang kembali detik-detik sebelum mereka sah disatukan sebagai suami-istri puluhan tahun silam. Awww!!
  • Ketiga, kebaya orange model kutu baru yang gue pake di acara ini adalah kebaya warisan, yaitu kebaya yang sama yang juga dipake nyokap di acara Seserahannya dulu! Sadly, bodi nyokap dulu mungil banget, jadi awalnya tuh kebaya nggak muat di bodi gue yang 'semok' ini. Huhu. Jadi harus sedikit dilakukan permak biar kebayanya fit sama bodi gue. Harapan gue, semoga aja kebaya Seserahan itu bisa gue wariskan lagi ke anak gue (kalau cewek) untuk dipake dia di hari Seserahannya juga. Hehe. Betewe, perhatiin bahan kebayanya. Hari gini nggak keluar lagi model bahan begitu. Brokatnya aslinya tebel, beda banget sama brokat-brokat zaman sekarang yang tipis.
Kebaya yang sama dengan masa dan gaya yang berbeda. Nyokap yang anggun dan gue yang alay -__-"

    Tambahan info aja, karena acara Seserahan ini dilakukan H-1 sebelum merit, yang di mana akad dan resepsi bakal diadakan di rumah ortu gue juga, jadi nggak ada dekorasi macem-macem. Malahan pada saat acara Seserahan berlangsung, semua dekorasi untuk hari H masih dalam proses pengerjaan. Hoho. Make up gue juga nggak dibikin neko-neko. Periasnya udah satu paket dengan salon untuk merit juga. Selain salon, cateringnya juga ambil sepaket sama catering nikahan. Untuk review lebih jelasnya, nanti aja di postingan terpisah, ya!

    Berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan Infra Photoworks di acara Seserahan gue:

    Khusus foto ini jepretannya si Infra, tapi editing ala kadarnya by me :p

    Selanjutnya adalah foto-foto alaysisasi narsis dokumentasi pribadi :p

     
    with my bestie Ria :-)

    Selesai deh curhat acara Seserahannya. Review akad dan resepsinya nyusul, ya! See you soon, say! :-*

    1 comment:

    1. Dear Pocarisw,

      I've checked your blog and found that some of your postings are similiar to mine. Including this one.

      This is my link and tell me what you see! --> http://lovelyshironeko.blogspot.com/2013/10/review-acara-seserahan.html?m=0

      I wrote all of my postings based on my own thoughts. So, it would be appreciated if you give me credit when you want to copy one or more of my postings. Respect is a must.

      So, would you confirm me about this?

      Thanks.

      Owner of lovelyshironeko.blogspot.com

      ReplyDelete